Rekam Jejak Din Syamsuddin, Bongkar Ajakan Amien Rais Desak Jokowi Mundur!

Mantan Ketua PP Muhammadiyah Sirajuddin Syamsuddin alias Din Syamsuddin mengungkap fakta mengejutkan terkait Amien Rais. Ia menyebut mantan Ketua MPR RI itu pernah mengajaknya untuk mendesak Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar mengundurkan diri dari jabatannya.

Din menyebut kejadian tersebut terjadi pada saat Partai Ummat belum terbentuk. Kala itu, Amien datang ke rumahnya. Ia pun sempat mengira kedatangan Amien untuk bertujuan mengajak dirinya mendirikan partai.

Tak disangka, Amien justru mengajak dirinya ke Istana Negara menemui Jokowi dan meminta orang nomor satu di Indonesia itu untuk mundur.

Mendengar itu, Din pun kaget. Ia secara blak-blakan mengaku tidak memiliki nyali setinggi itu untuk menemani Amien Rais mendatangi dan mendesak Presiden Jokowi mundur.

Baca Juga :
Jual Saldo Paypal
Jual Beli Saldo Paypal
Saldo Paypal Terpercaya

Tak disangka, ucapannya itu malah disambut gelak tawa para kader Partai Ummat yang pecah saat berada di rumahnya. Sementara itu, sosok Amien Raisn sendiri hanya menampilkan senyum kecil sambil memandangnya.

Meski demikian, Din saat itu mengatakan siap menerima ajakan Amien Rais jika ingin mendirikan partai.

Rekam jejak Din Syamsuddin

Din Syamsuddin selama ini dikenal sebagai tokoh Muhammadiyah. Ia juga pernah menjabat sebagai Ketua Umum PP Muhammadiyah.

Pria kelahiran 31 Agustus 1958 ini juga merupakan seorang Chairman of Center for Dialogue and Cooperation among Civilizations (CDCC) dan member Strategic Alliance Russia based Islamic World, serta UK-Indonesia Islamic Advisory Group.

Sosoknya juga percaya sebagai Chairman, World Peace Forum (WPF). Ia turut mengemban tugas sebagai Honorary President, World Conference on Religions for Peace (WCRP) yang berbasis di New York.

Din sendiri awalnya menjabat sebagai Sekretaris Umum MUI pada 2000-2005. Kemudian pada 2005-2010, ia diangkat menjadi Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat.

Baca Juga :
Jasa Pbn Premium
Jasa Pbn Berkualitas
Jasa Pbn

Dirinya akhirnya dipercaya menjadi Ketua Umum MUI pada tahun 2014 hingga 2015. Kala itu, ia menggantikan Sahal Mahfudz yang meninggal dunia pada Jumat, 24 Januari 2014.

Dalam pemerintahan, Din pernah menduduki posisi Wakil Sekretaris Fraksi Karya Pembangunan MPR-RI pada tahun 1998. Setahun berselang, ia menjadi Wakil Ketua Fraksi Karya Pembangunan MPR-RI pada tahun 1999.

Sedangkan di lingkungan partai, dirinya sempat menjabat sebagai Wakil Sekjen DPP Golkar pada 1998-2000.

Minyakita Mulai Langka di Bogor, Dijual Lampaui HET

Minyak goreng kemasan bersubsidi Minyakita mulai langka di Kabupaten Bogor. Para pedagang yang masih memiliki stok menjualnya dengan harga Rp16.000 per liter, di atas harga eceran tertinggi (HET) Rp14.000.

Para pedagang pun mengaku tidak leluasa lagi Minyakita dari distributor. Jumlah pembelian dibatasi.

Baca Juga :
Jual Saldo Paypal
Jual Beli Saldo Paypal
Saldo Paypal Terpercaya

Padagang di Pasar Cibinong, Siti (35) mengungkapkan, kenaikan harga Minyakita lantaran harga jual dari agen pun mengalami kenaikan. Dia pun terpaksa menaikkan harga jual kepada konsumen.

Siti mengakui, Minyakita banyak dicari masyarakat belakangan ini, karena harganya yang lebih murah dibanding minyak kemasan lain. Selisih harganya cukup lumayan.

“Sekarang nyarinya sudah susah. Peminatnya ya banyak. Sekarang saya jual Rp16.000 yang satu liter. Sebelumnya Rp14.000. Kalau merek lain kan Rp18.000 sama ada yang Rp23.000,” katanya, Kamis (2/2).

Baca Juga :
Jasa Pbn Premium
Jasa Pbn Berkualitas
Jasa Pbn

Alasan Naikkan Harga
Siti tidak menampik, pada kemasan Minyakita tertera HET Rp14.000. Namun, kelangkaan dan naiknya harga dari agen memaksanya untuk menaikkan harga jual kepada konsumen.

“Pembeli banyak juga yang komplain. HET Rp14.000 tapi dijual Rp16.000. Disangka kita yang mainin harga. Padahal mah memang dari sana udah naik harganya,” kata Siti.

Sementara pedagang di Pasar Jambu Dua Bogor, Amin pun melakukan hal yang sama dalam menjual Minyakita. Dia mengakui, stok Minyakita dari distributor semakin sedikit. Pedagang pun dibatasi untuk membelinya.

“Saya cuma dijatah tiga dus. Satu dus isinya 12 yang ukuran satu liter. Minyak curah juga dijatah dua jeriken per pedagang,” jelas Amin.

Dia berharap, kelangkaan Minyakkita bisa segera teratasi karena sangat digemari konsumen karena harganya cukup murah dibanding minyak kemasan lainnya. “Katanya kan subsidi minyak sudah habis Januari 2023. Mudah-mudahan dapat subsidi lagi dari pemerintah,” harap Amin.